”SEGMENTASI, TARGETING, AND POSITION”
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah
Manajemen Jasa dan Pariwisata
Nama Anggota:
1.
AISYAH
NURJANAH (8105092856)
2.
DWI
RAHAYU FEBRIANI (8105092839)
3.
ELPHA
YULI SIJABAT (8105092820)
4.
IGGHA
ISTYA (8105092822)
5.
MARUDUT
TUA SIHITE (8105092826)
6.
RIZQIE
BARKAH AMELIA (8105092828)
Pendidikan Tata Niaga Reguler 2009
Jurusan Ekonomi dan Administrasi
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Segmentasi
v
Pengertian
Pada dasarnya, segmentasi pasar
adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat
heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung
bersifat homogen dalam segala aspek. Pembagian segmen pasar:
- Segmentasi
pasar konsumen : Yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri
konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah
apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan
produk yang berbeda.
- Segmentasi
pasar bisnis : Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan
konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu
penggunaan, daan merek.
- Segmentasi
pasar yang efektif (Fandy Ciptono, 2001):
ü Dapat diukur (measurable), ukuran, daya
beli, profil segmen;
ü Besar segmen (subtantial): cukup besar
dan menguntungkan untuk dilayani;
ü Dapat dijangkau (accessible): dapat
dijangkau dan dilayani secara efektif;
ü Dapat dibedakan (differentiable): secara
konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen
dan program bauran;
ü Dapat diambil tindakan (actionable):
program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen
tersebut.
v Manfaat Segmentasi
Menurut
Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003, secara umum segmentasi bermanfaat untuk
meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada konsumen. Lebih lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara
terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:
1. Merancang produk responsif untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Melalui penelitian preferensi konsumen,
perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan
konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai
yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.
2. Menentukan strategi yang
efektif dan biaya yang efisienpromosional. Segmentasi sebagai alat
perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk
mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang
sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.
3. Mengevaluasi persaingan pasar
dalam partikular posisi pasar perusahaan. Riset segmentasi
menyediakan mekanisme kompetitif intelijen untuk mengakses dan membandingkan
perusahaan agar sesuai dengan standar.
4. Memberikan wawasan tentang strategi
pemasaran saat ini. Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi
secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara
memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap
ancaman.
2.2.
Target Market
v Evaluasi Segmentasi Pasar
Setelah
perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah
mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi
target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus
melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan sumber
daya perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen
potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran,
pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain.
Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut
masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.
Selanjutnya
Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan
dijadikan target. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang
dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan.
Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen
itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan
harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk
tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen
perusahaan.
Kedua
adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif
perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk
mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk
menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen.
Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya
yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan
keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk
memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat
apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka
panjang perusahaan.
Ketiga
adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi
persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan
segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan
produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan
kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan
menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian
perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.
v Menentukan Target Market
Menurut
Kotler, 2003, dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan
lima pola Product specialization.
1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan
dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat
disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga
bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi
resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk
memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan
menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling
berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan
uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian,
walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap
memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi
membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun
reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu
apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan
melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan
berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan
memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang
dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan
timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani
semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar
yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat
melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak
melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan.
Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan
strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar
tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product
modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan
promotion cost.
Selain
itu menurut Kotler, 2003 ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan
perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu:
·
Pilihan etika atas pasar sasaran. Dalam menetapkan target
market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil
keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk
yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang
dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki
tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani
tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang
dijadikan sasaran.
·
Interelasi dan segmen super. Segmen super adalah sekumpulan
segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan
akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super
karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap
industri-industri yang telah berada dalam segmen super.
·
Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing tidak boleh tahu
segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari
jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan
pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi,
psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi
dalam pasar tertentu.
·
Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk mengelola segmen
adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen
perusahaan.
2.3.Positioning
Positioning adalah tindakan
perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta
kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen
memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan
para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi
posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi
pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri
dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian
mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
Menurut Kotler (1997: 262):
“Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a
distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya, mencari
‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan
atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan
penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai
apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang
dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya
Sedangkan
menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik
vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan
tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor
utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar
tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung
pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen.
Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu
celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap
produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
v Peran Positioning Dalam Strategi
Pemasaran
Menurut
Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam
strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam
suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi,
terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek
menjadi ajang pertempuran.
Oleh
karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi,
perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang
mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi
juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah
sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dengan yang
lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di
dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena
pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah
dipilih untuk disimpan.
Sementara
itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir pertahanan
melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak
informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah
terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi
pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi.
Konkritnya,
satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di dalam
pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya,
tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum
dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang
terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat
di dalam pikiran seseorang.
Dalam
menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor
di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:
·
Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
·
Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
·
Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
·
Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
·
Bisnis baru yang dimasuki
·
Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di
pasar
Dalam
mengkomunikasikan positionig sebuah produk perusahaan harus memperhatikan
faktor-faktor di bawah ini:
·
Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif
untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
·
Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan
sejelas mungkin
·
Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten
dan melihat kondisi.
·
Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi
perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
·
User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan
positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.
v Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai product
positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga
mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut: “The
positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong
product positioning, a company must differentiate its product from all other
products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the
market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa
proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai
product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi
dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran
konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37)
menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu
mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of
Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
- Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika
pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
- Perusahaan harus memfokuskan pada posisi
teknologi dan kualitas.
- Perusahaan harus mentargetkan produknya pada
segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau
bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada
menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little
pond,).
- Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe
produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan
perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.
v
Product
Positioning Strategy
Product positioning sangat berhubungan dengan
segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target
market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning
sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di
benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan
produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen
mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk
yang ditawarkan. Kembali Kotler (1997:265) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat
dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen
yang dituju, antara lain :
- Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi
bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih
unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan
seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan disney sebagai taman hiburan
terbesar di dunia.
- Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam
pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan
untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di
jamankeemasan koboi Old West.
- Penentuan posisi menurut penggunaan atau
penerapan. Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan
sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese
Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh
hiburan singkat.
- Penentuan posisi menurut pemakai. Ini berarti memposisikan
produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata
lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik
dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat
mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
- Penentuan posisi menurut pesaing. Disini produk secara
keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih
baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk
lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
- Penentuan posisi menurut kategori produk. Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
- Penentuan posisi harga atau kualitas. Disini produk
diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens
dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk
harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi
atau harga termurah.
CONTOH KASUS :
USAHA LAUNDRY RUMAHAN
DAN FRANCHISE MEMBIDIK BERMACAM SEGMEN PASAR
Munculnya beragam
merek laundry belakangan ini, menjadi salah satu bukti nyata bahwa peluang
bisnis jasa binatu semakin hari semakin diminati pasar. Bahkan tidak sedikit
pelaku usaha yang mengembangkan bisnis laundrynya dengan sistem kemitraan
(franchise). Sebab, peluang pasarnya masih sangat luas dan prospek bisnisnya
pun masih sangat bagus. Sehingga diperkirakan untuk tahun-tahun ke depannya
peluang bisnis ini akan mengalami peningkatan yang cukup tajam. Pasar laundry
yang semakin terbuka lebar sepertinya menjadi sasaran tepat bagi para pelaku
usaha. Tak heran bila saat ini hampir di setiap pelosok daerah baik di kota
maupun di daerah pinggiran, semakin banyak bisnis laundry yang bermunculan. Hal
inilah yang mendorong beberapa pelaku bisnis laundry mulai tertarik untuk
mengembangkan bisnisnya melalui franchise dengan investasi yang beragam.
Konsumen
Target pasar
franchise laundry adalah para pemula atau pencari usaha yang berminat
menjalankan bisnis jasa binatu tanpa perlu memulainya dari nol. Banyaknya
konsumen yang membutuhkan jasa laundry seperti para mahasiswa, anak kost, para
pegawai, serta masyarakat umum yang tidak memiliki cukup waktu untuk mencuci
sendiri di rumah. Membuat pangsa pasar bisnis ini cukup luas, dan menjadi
ladang bisnis yang sangat potensial untuk digarap.
Menjadi ibu rumah
tangga, bukan berarti tidak ada peluang untuk menjalankan sebuah usaha. Banyak
peluang bisnis rumahan yang bisa Anda jalankan di rumah, tanpa harus melalaikan
tugas utama Anda sebagai ibu rumah tangga. Salah satu peluang bisnis yang makin
eksis di tahun 2011 adalah bisnis laundry kiloan. Beberapa tahun belakangan
ini, perkembangan bisnis laundry memang sangat pesat. Bahkan saat ini laundry
bukan hanya menjadi bisnis rumahan saja, banyak pelaku usaha yang sudah
mengembangkan potensi bisnis tersebut menjadi bisnis franchise. Mengingat minat
konsumen akan jasa laundry, menunjukan peningkatan yang cukup baik setiap tahunnya.
Tentu ini menjadi peluang tepat bagi para ibu .
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Segmentasi
pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang
bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya
cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Segmentasi pasar di bagi lagi
menjadi pasar konsumen, bisnis dan pasar yang efektif. Setelah memahami
pengertian dari segmentasi maka akan dilakukan Evaluasi
terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur
segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan
apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak.
Setelah
segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam
analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program
pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang
hendak kita tuju.
Selain
targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk.
Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau
persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Positioning yang pas ini menjadi
sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak
pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan
pembelian produk yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lupiyoadi, Rambat dan A. handani, Manajemen
Jasa Dan Pariwisata, Edisi 2, Salemba Empat. Jakarta 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar